Detail Cantuman

No image available for this title

Hasil Penelitian Dosen

Efektivitas UV & Aerator Dalam Menurunkan Angka Kuman Udara Dan Kadar Debu Ruang Kuliah Gedung R22 Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang

XML

Latar belakang, sarana pendidikan sekolah termasuk pendidikan tinggi sebagai tempat dan
fasilitas umum sarana pendidikan formal di negeri ini, sudah sepatutnya menjadi tempat yang
nyaman untuk belajar (Rr, Sumiyati, 2015, h,2). Sekolah selain berfungsi sebagai tempat
pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit (Nadia, 2012). Berdasarkan
pengukuran angka kuman udara di ruang kelas R22 Wulan (2016) 12,167 CFU/m3, Nur Latifah
(2018) rata-rata 217,92 koloni/jam/feet2, Hadita (2018) 331,6 koloni/jam/feet2. Pertanyaan
penelitian bagaimana efektivitas UVAerator dalam menurunkan angka kuman udara dan kadar
debu ruang kuliah gedung R22 Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang? Tujuan Penelitian
mengetahui efektivitas UVAerator dalam menurunkan angka kuman udara dan kadar debu ruang
kuliah. Metode penelitian termasuk quasi eksperimen dengan design non equivalent control group
pre test – post test. Pengumpulan data dengan pengukuran, observasional, wawancara. Variabel
yang kajian suhu, kelembapan, pencahayaan, angka kuman udara, kadar debu. Analisis
menggunakan komparasi pairet-t tes dan t test data tidak berpasangan. Hasil penelitian, rata-rata
angka kuman udara ruang yang tidak ada UVAerator pagi (668,00 µg/m3) dan siang (680,10
µg/m3) beda tidak signifikan (p = 0,873), sedangkan ruang yang ada UVAerator pagi (876,50
µg/m3) dan siang (655,50 µg/m3) beda signifikan (p = 0,001). Angka kuman udara pagi ruang yang
tidak ada dan ada UVAerator beda signifikan (p = 0,002), angka kuman udara siang ruang yang
tidak ada dan ada UVAerator beda tidak signifikan (p = 0,763), sedangkan perubahan angka kuman
udara ruang yang tidak ada dan ada UVAerator beda signifikan (p = 0,015). Rata-rata debu PM1
ruang yang tidak ada UVAerator pagi (26,75 µg/m3) dan siang (36,63 µg/m3) beda signifikan (p =
0,008), sedangkan ruang yang ada UVAerator pagi (25,50 µg/m3) dan siang (31,75 µg/m3) beda
tidak signifikan (p = 0,146). Debu PM1 pagi ruang yang tidak ada dan ada UVAerator beda tidak
signifikan (p = 0,862), debu PM1 siang ruang yang tidak ada dan ada UVAerator beda tidak
signifikan (p = 0,542), sedangkan perubahan debu PM1 ruang yang tidak ada dan ada UVAerator
beda signifikan (p = 0,002). Rata-rata debu PM2,5 ruang yang tidak ada UVAerator pagi (21,13
µg/m3) dan siang (30,13 µg/m3) beda signifikan (p = 0,003), sedangkan ruang yang ada UVAerator
pagi (20,63 µg/m3) dan siang (24,63 µg/m3) beda tidak signifikan (p = 0,228). Debu PM2,5 pagi
ruang yang tidak ada dan ada UVAerator beda tidak signifikan (p = 0,931), debu PM2,5 siang
ruang yang tidak ada dan ada UVAerator beda tidak signifikan (p = 0,420), sedangkan perubahan
debu PM2,5 ruang yang tidak ada dan ada UVAerator beda tidak signifikan (p = 0,192). Rata-rata
debu PM10 ruang yang tidak ada UVAerator pagi (12,38 µg/m3) dan siang (17,38 µg/m3) beda
signifikan (p = 0,008), sedangkan ruang yang ada UVAerator pagi (11,63 µg/m3) dan siang (14,50
µg/m3) beda tidak signifikan (p = 0,127). Debu PM10 pagi ruang yang tidak ada dan ada
UVAerator beda tidak signifikan (p = 0,821), debu PM10 siang ruang yang tidak ada dan ada
UVAerator beda tidak signifikan (p = 0,432), sedangkan perubahan debu PM10 ruang yang tidak
ada dan ada UVAerator beda signifikan (p = 0,004). Kesimpulan, efektifitas menurunkan angka
kuman udara yang tidak ada UVAerator rata-rata (4,56%), yang ada UVAerator (-24,52%), beda
tidak signifikan (p = 0,057). Efektifitas menurunkan PM1 yang tidak ada UVAerator rata-rata
(56,83%), yang ada UVAerator (35,71%), beda tidak signifikan (p = 0,204). Efektifitas
menurunkan PM2,5 yang tidak ada UVAerator rata-rata (61,22%), yang ada UVAerator (26,99),
beda tidak signifikan (p = 0,140). Efektifitas menurunkan PM10 yang tidak ada UVAerator ratarata (60,50%), yang ada UVAerator (38,30%), beda tidak signifikan (p = 0,369). Saran, Perlu
pengendalian intensitas suara yang ditimbulkan UVAerator dengan menambah pemecah
gelembung aerasi. Perlu ada penambahan filter pada UVAerator agar mist air hasil aerasi tidak
menambah kelembapan udara. Daya hisap pompa diperbesar untuk mempercepat sirkulasi udara
ruangan


Informasi Detail

Pernyataan Tanggungjawab
Pengarang
Tri Cahyono - Pengarang Utama
Teguh Widiyanto - Pengarang Tambahan
NIM
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
89
Dilihat sebanyak
400
Penerbit Sanitasi D3 : Purwokerto.,
Edisi
Subjek
Klasifikasi
NONE

Lampiran Berkas

Citation
Tri Cahyono. (2020).Efektivitas UV & Aerator Dalam Menurunkan Angka Kuman Udara Dan Kadar Debu Ruang Kuliah Gedung R22 Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang().Purwokerto:Sanitasi D3

Tri Cahyono.Efektivitas UV & Aerator Dalam Menurunkan Angka Kuman Udara Dan Kadar Debu Ruang Kuliah Gedung R22 Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang().Purwokerto:Sanitasi D3,2020.Hasil Penelitian Dosen

Tri Cahyono.Efektivitas UV & Aerator Dalam Menurunkan Angka Kuman Udara Dan Kadar Debu Ruang Kuliah Gedung R22 Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang().Purwokerto:Sanitasi D3,2020.Hasil Penelitian Dosen

Tri Cahyono.Efektivitas UV & Aerator Dalam Menurunkan Angka Kuman Udara Dan Kadar Debu Ruang Kuliah Gedung R22 Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang().Purwokerto:Sanitasi D3,2020.Hasil Penelitian Dosen



Dirujuk oleh 0 dokumen