Detail Cantuman

Image of PROSEDUR PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA PADA BAYI DENGAN KLINIS HIRSCHSPRUNG (STUDI LITERATUR)

Tugas Akhir DIII

PROSEDUR PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA PADA BAYI DENGAN KLINIS HIRSCHSPRUNG (STUDI LITERATUR)

XML

Penyakit Hirschsprung adalah kelainan kongenital pada kolon yang ditandai dengan tidak adanya sel ganglion parasimpatis pada pleksus submukosus meissneri dan pleksus mienterikus auerbachi. Proyeksi yang digunakan untuk pemeriksaan barium enema yaitu plan foto AP supine, post kontras AP supine, post kontras lateral dengan dorsal decubitus, dan post kontras Left Lateral Decubitus (LLD). Berdasarkan kedua literatur yang direview terdapat berbedaan proyeksi yang digunakan yaitu menurut Mahardika (2014) plan foto AP supine, AP supine post kontras, Lateral post kontras, 24 jam kemudian dilakukan foto retensi barium dengan proyeksi Ap, sedangkan menurut Utami dan Marfika Anjas (2017) proyeksi yang digunakan adalah plan foto AP supine, AP supine post kontras, Lateral post, 24 jam kemudian dibuat foto retensi barium dengan proyeksi AP dan Lateral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemeriksaan barium enema pada bayi, dan untuk mengetahui alasan pada pemeriksaan barium enema dilakukan foto post evakuasi 24 jam pada bayi dengan klinis hirschsprung.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kepustakaan. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai Mei 2020 melalui google scholar dan repository dengan kata kunci Barium Enema, Hirschsprung, plan foto AP supine, post kontras AP supine, post kontras lateral dengan dorsal decubitus, dan post kontras Left Lateral Decubitus (LLD). Analisis data dilakukan dengan membuat ringkasan dan mereview jurnal serta naskah publikasi yang relevan kemudian dibandingkan dengan literatur sehingga peneliti dapat membuat pembahasan, kesimpulan dan saran.
Hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur pemeriksaan barium enema pada bayi dengan klinis hirschsprung tidak ada persiapan khusus, persiapan alat dan bahan yaitu pesawat sinar-X dengan fluoroscopy, kaset ukuran 24 x 30, media kontras barium sulfat, air hangat, mangkok ,marker, plester, kateter ukuran 8, spuit 50 ml, sarung tangan, klem, jelly dan handuk kecil, proyeksi yang digunakan dimulai dengan foto polos abdomen menggunakan proyeksi AP, menginjeksi media kontras melalui anus, proyeksi AP post kontras, proyeksi Lateral post kontras, dan proyeksi AP, Lateral post evakuasi 24 jam. Alasan digunakan foto post evakuasi 24 jam adalah untuk mengetahui fungsi serta sistem kerja kolon. Sehingga apa bila pasien mengalami penyakit hirschsprung maka dapat dibuktikan dengan adanya sisa barium yang tertinggal di dalam kolon setelah 24 jam.


Informasi Detail

Pernyataan Tanggungjawab
Darmini, S.Si, M,Kes
Pengarang
CLEMENTIA SELNIA TEMU - Pengarang Utama
NIM
P1337430117034
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
XIV + 44 hlm.; Bibl.; Ilus.; 21cm x 29,7cm
Dilihat sebanyak
2530
Penerbit D3 TEKNIKRADIODIAGNOSTIK DA RADIOTERAPI SEMARANG : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG.,
Edisi
Subjek
Klasifikasi

Lampiran Berkas

Citation
CLEMENTIA SELNIA TEMU. (2020).PROSEDUR PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA PADA BAYI DENGAN KLINIS HIRSCHSPRUNG (STUDI LITERATUR)().POLTEKKES KEMENKES SEMARANG:D3 TEKNIKRADIODIAGNOSTIK DA RADIOTERAPI SEMARANG

CLEMENTIA SELNIA TEMU.PROSEDUR PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA PADA BAYI DENGAN KLINIS HIRSCHSPRUNG (STUDI LITERATUR)().POLTEKKES KEMENKES SEMARANG:D3 TEKNIKRADIODIAGNOSTIK DA RADIOTERAPI SEMARANG,2020.Tugas Akhir DIII

CLEMENTIA SELNIA TEMU.PROSEDUR PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA PADA BAYI DENGAN KLINIS HIRSCHSPRUNG (STUDI LITERATUR)().POLTEKKES KEMENKES SEMARANG:D3 TEKNIKRADIODIAGNOSTIK DA RADIOTERAPI SEMARANG,2020.Tugas Akhir DIII

CLEMENTIA SELNIA TEMU.PROSEDUR PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA PADA BAYI DENGAN KLINIS HIRSCHSPRUNG (STUDI LITERATUR)().POLTEKKES KEMENKES SEMARANG:D3 TEKNIKRADIODIAGNOSTIK DA RADIOTERAPI SEMARANG,2020.Tugas Akhir DIII



Dirujuk oleh 0 dokumen