Detail Cantuman

Image of DETERMINAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN

Skripsi D IV

DETERMINAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN

XML

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN GIZI
SKRIPSI, 2019
DETERMINAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN
ROSALIA NUGRAHESA DIBAWAH J. SUPADI, SKM, M.Kes, SETYO PRIHATIN, DCN, MSc, DIUJI OLEH Ir. ENIK SULISTYOWATI, M.Kes, WIWIK WIJANINGSIH, STP, MSi
xi, 5 bab, 69 halaman, 21 tabel, 10 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek dibanding tinggi orang lain yang seusianya dengan jenis kelamin yang sama. Stunting dapat diketahui jika nilai Z-score PB/U kurang dari -2 SD. Faktor penyebab langsung terjadinya stunting yaitu penyakit infeksi kronis atau kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan hasil pemantauan status gizi di Puskesmas Tlogosari Wetan tahun 2018 didapatkan hasil bahwa anak baduta yang mengalami stunting sebesar 11,3%.
Tujuan Penelitian: Mengetahui determinan faktor berat badan lahir, riwayat penyakit infeksi, asupan energi dan protein, pemberian ASI eksklusif, pengetahuan pengasuh, sikap pengasuh, dan pola asuh pengasuh berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 12 – 24 bulan.
Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk penelitian gizi masyarakat menggunakan rancangan cross sectional sampel penelitian adalah anak baduta umur 12-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan sebanyak 41 sampel. Data yang dikumpulkan meliputi identitas sampel, BBLR, riwayat penyakit infeksi, konsumsi gizi menggunakan recall 2x24 jam, pemberian ASI eksklusif. Uji yang digunakan adalah Chi Square Test dengan α = 0,05
Hasil: Ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit infeksi (p=0,00), asupan energi (p=0,00), asupan protein (p=0,02) dengan kejadian stunting. Tidak ada hubungan bermakna antara BBLR (p=0,209), pemberian ASI eksklusif (p= 0,699), pengetahuan pengasuh (p=1,00), sikap pengasuh (p=0,511), pola asuh (p=0,58) dengan kejadian stunting.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara riwayat penyakit infeksi, asupan energi dan asupan protein dengan stunting pada anak baduta. Faktor yang paling dominan terhadap kejadian stunting anak baduta yaitu riwayat penyakit infeksi. BBLR, pemberian ASI eksklusif, pengetahuan pengasuh, sikap pengasuh, pola asuh pengasuh tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada anak baduta.
Kata kunci: Stunting, BBLR, riwayat infeksi, asupan energi, asupan protein, pemberian ASI eksklusif, pengetahuan pengasuh, sikap pengasuh, pola asuh pengasuh.
Daftar pustaka : (1997 – 2018)


Informasi Detail

Pernyataan Tanggungjawab
Pengarang
ROSALIA NUGRAHESA - Pengarang Utama
NIM
P1337431215018
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
XI + 65 hlm.;Bibli.;Ilus.;29 cm
Dilihat sebanyak
2196
Penerbit Prodi DIV Gizi Semarang POLTEKKES KEMENKES SEMARANG : .,
Edisi
Subjek
Klasifikasi
NONE

Lampiran Berkas

Citation
ROSALIA NUGRAHESA. (2019).DETERMINAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN().:Prodi DIV Gizi Semarang POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

ROSALIA NUGRAHESA.DETERMINAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN().:Prodi DIV Gizi Semarang POLTEKKES KEMENKES SEMARANG,2019.Skripsi D IV

ROSALIA NUGRAHESA.DETERMINAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN().:Prodi DIV Gizi Semarang POLTEKKES KEMENKES SEMARANG,2019.Skripsi D IV

ROSALIA NUGRAHESA.DETERMINAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN().:Prodi DIV Gizi Semarang POLTEKKES KEMENKES SEMARANG,2019.Skripsi D IV



Dirujuk oleh 1 dokumen
  • ()