Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan bakteri yang sering menjadi penyebab infeksi. Pengamatan bentuk dan ukuran bakteri bisa dilihat dengan menggunakan teknik pewarnaan sederhana yang bisa diterapkan pada seluruh jenis sel bakteri dan hanya digunakan satu jenis zat pewarna saja. Safranin merupakan pewarna merah yang terbuat dari bahan sintetis yang kontras dengan bakteri, namun pewarna safranin cukup mahal dan dapat menimbulkan efek negatif bagi Kesehatan. Solusi untuk menghindari efek toksik dari pewarna sintetik yaitu dengan menggunakan pewarna alami. Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) menjadi salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pewarna alami karena mengandung antosianin yang menghasilkan warna merah. sehingga senyawa ini berperan penting dalam teknik pewarnaan pada bakteri. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pemanfaatan eksrtak kulit manggis sebagai pengganti zat safranin pada pewarnaan sederhana terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan eksperimental yaitu dengan cara membuat ekstrak kulit manggis konsentrasi 65%, 80% dan 95% sebagai pewarna alternatif dalam mewarnai bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dimana safranin 1% sebagai control dengan rumus pengulangan Gomez and Gomez didapatkan masing-masing 4 pengulangan yaitu sebanyak 30 sampel
Hasil penelitian dari Pewarnaan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan ekstrak kulit manggis konsentrasi 65%, 80% dan 95% mendapatkan penilaian buruk
Ekstrak kulit manggis konsentrasi 65%, 80% dan 95% tidak dapat digunaskan sebagai pengganti safranin dalam mewarnai bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Source: Abstract