Repository Polkesmar sedang dalam proses peningkatan sistem 🚀. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. 🙏 | The Polkesmar Repository is in the process of upgrading the system 🚀. Sorry for the inconvenience. 🙏
logo
Repository
Poltekkes Semarang

Kejadian Hepatotoksik pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hiv/aids di Rsup Dr. Kariadi Semarang

By.  Hilda Ayu Nur Alisha  •  2024
Read
No image available for this title

About this edition

NIM:
P1337434121010
Page count:
69
Published:
2024
Format:
Tugas Akhir DIII
Publisher:
DIII Analis Kesehatan Semarang
Language:

Tuberkulosis merupakan infeksi akibat bakteri yang sering menyerang 

pasien HIV/AIDS (ODHA). Menurut WHO TB adalah penyebab utama kematian 

pada pasien ODHA. Pengobatan kasus TB-HIV sama dengan pasien TB tanpa 

koinfeksi yaitu dengan pemberian OAT (Obat Anti Tuberkulosis) pada tahap 

intensif dan lanjutan, setelah itu diberikan ARV (Anti Retroviral) untuk mengobati 

HIV pasien. Pengobatan TB merupakan prioritas utama, sehingga pemberian ARV 

tidak boleh mengganggu pengobatan TB. Berdasarkan penelitian sebelumnya 

didapatkan hasil yaitu pada pasien TB - HIV, hepatotoksik akibat OAT 

menyumbang sejumlah (11,5%) kasus. (93,9%) kejadian hepatotoksik terjadi pada 

pengobatan fase intensif. Hepatotoksik adalah suatu kondisi dimana sel hati rusak 

oleh bahan kimia beracun yang mengakibatkan kerusakan hati yang meluas 

(Ardiani & Azmi, 2021). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kejadian 

hepatotoksik pada pasien Tuberkulosis paru dengan HIV/AIDS di RSUP Dr. 

Kariadi Semarang.

Jenis Penelitian adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross 

sectional. Lokasi penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan melihat data 

sekunder melalui Instalasi Rekam Medis pada bulan Januari – Desember 2020.

4 dari 8 pasien mengalami kejadian hepatotoksik, yaitu pada fase intensif 

sejumlah 25% SGOT dan 25% SGPT mengalami hepatotoksik sangat berat serta 

sejumlah 25% SGOT dan 13% SGPT mengalami hepatotoksik ringan, pada fase 

lanjutan sejumlah 33% SGOT dan 33% SGPT mengalami hepatotoksik berat dan 

pada pengobatan ARV sejumlah 33% SGOT dan 33% SGPT mengalami 

hepatotoksik sedang.

Kesimpulan penelitian didapatkan 4 dari 8 pasien mengalami kejadian 

hepatotoksik yang dilihat berdasarkan kadar SGOT dan SGPT, semakin rutin pasien 

menjalani pengobatan OAT/ARV kejadian hepatotoksik pada pasien cenderung 

menurun yang ditandai dengan menurunnya kadar SGOT dan SGPT pasien 

tersebut.

Source: Abstract

Graph of Concepts

Similar collection

Similar collection not available

About the work

Approval date: June 13, 2024

Author

Hilda Ayu Nur Alisha
Pengarang Utama
Profile

Personal Name

Search Hilda Ayu Nur Alisha
Devi Etivia Purlinda
First Advisor
Profile

Personal Name

Search Devi Etivia Purlinda
Devi Etivia Purlinda
First Examiner
Profile

Personal Name

Search Devi Etivia Purlinda
Devi Etivia Purlinda
Second Examiner
Profile

Personal Name

Search Devi Etivia Purlinda
Nur Patria Tjahjani
Chief Examiner
Profile

Personal Name

Search Nur Patria Tjahjani