Tuberkulosis menjadi penyebab kematian terbesar ke-13 dan menjadi penyakit menular mematikan ke-2 setelah COVID-19 di dunia. Selain itu Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap obat juga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. WHO telah menyarakan penggunaan TCM sebagai tes diagnostik awal pemeriksaan tuberkulosis. Tes Cepat Molekuler merupakan pemeriksaan molekuler secara automatis dan terintegrasi semua langkah Polymerase Chain Reaction (PCR) berdasarkan uji deoxyribonucleic acid (DNA) untuk mendeteksi bakteri tuberkulosis dan sekaligus mendeteksi resistensi bakteri tersebut terhadap rifampisin. Tujuan penelitian ini mengetahui angka kejadian penderita tuberkulosis paru berdasarkan hasil pemeriksaan tes cepat molekuler tahun 2023. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Hasil Penelitian ini diperoleh jumlah penderita sebanyak 48 dengan 47 sensitif dan 1 resisten rifampisin, dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 27 dan perempuan 21 penderita, usia pada kategori dewasa (19-59 tahun) sebanyak 44 dan kategori lansia (>60) sebanyak 4 penderita, penderita dengan riwayat pengobatan sebanyak 1 penderita dan penderita tanpa riwayat pengobatan sebanyak 47 penderita. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu angka kejadian Penderita tuberkulosis paru berdasarkan hasil pemeriksaan tes cepat molekuler terdapat 48 penderita. sebanyak 1 orang (2,1%) resisten rifampisin dan sebanyak 47 orang (97,9%) sensitif rifampisin. dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebanyak 56,3%, usia terbanyak terdapat pada usia dewasa (19-59 tahun) sebanyak 91,7%. Penderita tuberkulosis berdasarkan riwayat pengobatan terbanyak terdapat pada tidak ada riwayat pengobatan.
Source: Abstract