Tuberkulosis (TB) yaitu penyakit dari bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) yang termasuk ke dalam penyakit yang menular. Strategi utama dalam mengendalikan kasus TB dengan cara pemberian Obat Anti Tuberkulosis. Pemberian Obat Anti Tuberkulosis pada fase intensif dengan pemberian obat seperti Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin, dan Etambutol. Pemberian Isoniazid dan Rifampisin memberikan suatu reaksi hematologi salah satunya adalah anemia. Anemia terjadi karena penurunan kadar Hemoglobin pada tubuh. Fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi tempat pelayanan pasien Tuberkulosis adalah Puskesmas Kedungmundu dan Puskesmas Tlogosari Wetan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar hemoglobin pada pasien tuberkulosis sebelum dan sesudah masa pengobatan.
Penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross-sectional.
Hasil penelitian ini diperoleh kadar hemoglobin dari ke 20 sampel mayoritas terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pengobatan OAT. Kadar Hemoglobin sebelum pengobatan dengan hasil dibawah nilai normal sebesar 55% serta kadar Hemoglobin normal sebesar 45%. Kadar Hemoglobin sesudah pengobatan OAT fase intensif 1 bulan dengan hasil dibawah nilai normal sebesar 45% serta kadar Hemoglobin normal sebesar 55%.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu kadar hemoglobin dari ke 20 sampel mayoritas terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pengobatan OAT.
Source: Abstract