Repository Polkesmar sedang dalam proses peningkatan sistem 🚀. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. 🙏 | The Polkesmar Repository is in the process of upgrading the system 🚀. Sorry for the inconvenience. 🙏
logo
Repository
Poltekkes Semarang

Prosedur Pemeriksaan Radiografi Ossa Pedis dengan Klinis Fraktur di Instalasi Radiologi Rsud Ir. Soekarno Sukoharjo

By.  Rahma Angelina Cpp  •  2020
Read
No image available for this title

About this edition

NIM:
-
Page count:
208
Published:
2020
Format:
Tugas Akhir DIII
Publisher:
D3 TEKNIKRADIODIAGNOSTIK DA RADIOTERAPI SEMARANG
Language:
Indonesia

Prosedur pemeriksaan radiografi ossa pedis dengan kinis fraktur menurut Long dkk (2016), dapat digunakan proyeksi AP, proyeksi AP dengan arah sinar 10º cephalad, proyeksi obliq. Menurut Bontranger (2014) dan Wahyuni (2018), lebih merekomendasikan proyeksi AP dengan arah sinar 10º cephalad, dan proyeksi obliq. Sedangkan prosedur pemeriksaan radiografi ossa pedis dengan klinis fraktur di Instalasi Radiologi RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo menggunakan proyeksi AP dan proyeksi obliq medial rotation. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan, alasan digunakannya proyeksi AP dan proyeksi obliq medial rotation, serta gambaran radiograf yang dihasilkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2020 di Instalasi Radiologi RSUD Ir.Soekarno Sukoharjo dengan metode triangulasi. Subyek penelitian adalah keluarga pasien, radiografer, dokter spesialis radiologi, dan dokter pengirim. Data yang telah terkumpul dianalisa menggunakan teknik interactive methode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pemeriksaan radiografi ossa pedis dengan klinis fraktur di Instalasi Radiologi RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo menggunakan proyeksi AP dan proyeksi obliq medial rotation karena sesuai dengan SOP (Standart Operasional Pemeriksaan), alasan digunakan proyeksi AP agar lebih cepat dalam pembuatan radiograf dan terkadang modifikasi alat yang susah, kemudian alasan digunakan proyeksi obliq medial rotation karena proyeksi rutin, meminimalisir superposisi tulang metatarsal, dan posisi nyaman untuk pasien. Gambaran radiograf yang dihasilkan pada kasus Tn.G ketika menggunakan proyeksi AP cukup menampakkan fraktur di bagian phalang dan metatarsal, tetapi jika terjadi fraktur di tarsal kurang dapat dievaluasi karena celah sendi superposisi. Sedangkan gambaran radiograf ketika menggunakan proyeksi obliq medial rotation pada kasus Tn.G kurang dapat menampakkan fraktur, karena garis fraktur superposisi dengan patahannya ketika pedis dirotasikan ke arah medial.

Source: Abstract

Graph of Concepts

Similar collection

Similar collection not available

About the work

Approval date: August 05, 2020

Author

Rahma Angelina Cpp
Pengarang Utama
Profile

Personal Name

Search Rahma Angelina Cpp