Detail Cantuman

No image available for this title

Tugas Akhir DIII

Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. X Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Yang Mempunyai Masalah Hipertensi Di Kelurahan X Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Tengah Kota Magelang Tahun 2014".

XML

Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Namun, hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan dapat memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat alias mematikan.
Laporan Komite Nasional Pencegahan, Deteksi, Evaluasi dan Penanganan Hipertensi menyatakan bahwa tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (M. Adib, 2009).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai "Silent Killer" (pembunuh diam-diam), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat yang bahkan dapat membawa kematian. 70% penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa-apa, sehingga tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter. Namun, sebagian lagi ada yang mengeluh pusing, kencang ditengkuk, dan sering berdebar-debar (M. Adib, 2009).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka
1
morbiditas dan angka kematian (motalitas). Tekanan yang abnormal tinggi pada pembuluh darah menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Menurut WHO, Tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmhg, dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Namun buat orang Indonesia, banyak dokter berpendapat bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar 110120/80-90 mmhg. Batasan ini berlaku bagi orang dewasa diatas 18 tahun (M.Adib).
Data Joint National Committee on Prevention detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure 7 (JNC 7) mengungkapkan, Penderitaan hipertensi di seluruh dunia mendekati angka 1 miliar. Artinya 1 dari 4 orang dewasa menderita tekanan darah tinggi. Lebih dari separuh atau sekitar 600 juta penderita, terbesar di Negara Berkembang, Termasuk Negara Indonesia, Angka ini menunjukkan hipertensi bukan hanya masalah Negara-negara maju. Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang controlled hypertension yang di maksud dengan hipertensi terkendali adalah mereka yang menderita hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi dan sedang berobat untuk itu (Bustan, 2007).
Gambaran regional Jawa Tengah prevalensi hipertensi yang sangat tinggi diatas 10% yaitu Kota Magelang (22,41 %), Kota Salatiga (10,18%) dan Kota Tegal (10,36%), Penyakit Hipertensi Esensial dari tahun 2010 menunjukkan adanya penurunan kasus yang cukup tinggi, namun pada tahun 2011 terlihat mulai ada kenaikan jumlah kasLis hipertensi.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usis 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. "Ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi".
Selain itu pola gaya hidup seseorang, mempunyai peranan yang sangat penting dalam terjadinya penyakit hipertensi. Faktor ketidakseimbangan makanan, baik kualitas maupun kuantitasnya akibat gaya hidup seseorang merupakan faktor terjadinya risiko penyakit degeneratif termasuk hipertensi. Pola konsumsi yang salah seperti banyak makan dengan pemilihan menu makan yang banyak mengandung lemak kolesterol, hal itu merupakan kebiasaan yang buruk di lakukan di rumah, restoran pertemuan-pertemuan, maupun dipesta, Perilaku demikian dapat berakibat terjadinya penumpukan lemak tubuh yang merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi, (Nurachmah, 2001).
Faktor-faktor predisposisi peningkatan risiko seseorang menderita hipertensi, meliputi faktor heriditas, jenis kelamin, umur, obesitas, masukan kalsium dan natrium. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan hipertensi adalah konsumsi alkohol yang berlebihan,pengguna kontrasepsi oral dan pengaruh gaya hidup (American Heart Association, dalam Nuracmah, 2001).
Pengkajian nutrisi pada pasien hipertensi atau berisiko tinggi untuk terjadi hipertensi atau berisiko tinggi untuk terjadi hipertensi meliputi pengkajian berat badan dan masukan makanan terutama jumlah kalori, natrium atau kalsium serta pengkajian terhadap pola aktivitas fisik.
Pengetahuan merupakan dasar konseptual dan rasional terhadap metode pendekatan yang dipilih untuk mencapai tujuan keperawatan yang spesifik dan tepat (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan aspek pokok untuk mengubah perilaku seseorang yang disengaja. Menurut teori Sigmund Freud, salah satu aspek perkembangan manusia adalah perkembangan kognitif. Hal ini merujuk pada proses internal dari produk pikiran manusia yang mengarah pada konsep mengetahui termasuk di dalamnya semua aktifitas mental seperti mengingat, menghubungkan, mengklasifkasi, memberi simbol, mengimajinasi, pemecahan masalah, penalaran persepsi, berkreasi, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru (Effendi, 1998).
Beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit hipertensi diantaranya adalah faktor pengetahuan dan sikap dimana keluarga belum mengetahui tanda dan gejala, penyebab, pencegahan dan perawatan. Pengetahuan dan sikap ini terkadang tidak dijadikan landasan utama sehat. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Kebanyakan, keluarga belum mengerti tentang nutrisi atau penatalaksanaan diet pada penderita hipertensif (Bustan, 2007).


Informasi Detail

Pernyataan Tanggungjawab
Pramono Giri Kriswoyo, SPd.MPH.
Pengarang
Putri Karina Jati - Pengarang Utama
NIM
P17420511034
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
Cover merah hati, 19x27 cm.
Dilihat sebanyak
811
Penerbit Prodi D3 Keperawatan Magelang : Magelang.,
Edisi
Subjek
Klasifikasi
LK-868

Lampiran Berkas

Citation
Putri Karina Jati. (2014).Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. X Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Yang Mempunyai Masalah Hipertensi Di Kelurahan X Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Tengah Kota Magelang Tahun 2014".().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang

Putri Karina Jati.Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. X Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Yang Mempunyai Masalah Hipertensi Di Kelurahan X Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Tengah Kota Magelang Tahun 2014".().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang,2014.Tugas Akhir DIII

Putri Karina Jati.Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. X Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Yang Mempunyai Masalah Hipertensi Di Kelurahan X Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Tengah Kota Magelang Tahun 2014".().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang,2014.Tugas Akhir DIII

Putri Karina Jati.Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. X Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Yang Mempunyai Masalah Hipertensi Di Kelurahan X Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Tengah Kota Magelang Tahun 2014".().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang,2014.Tugas Akhir DIII



Dirujuk oleh 0 dokumen