Detail Cantuman

No image available for this title

Tugas Akhir DIII

PENGELOLAAN KEPERAWATAN PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL PADA TN S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL GLADIOL RSUD TIDAR MAGELANG

XML

Kepala adalah salah satu bagian badan yang sering kali mengalami cedera pada kecelakaan. Cedera pada kepala dapat menimbulkan lesi pada jaringan di luar maupun di dalam rongga kepala. Secara patologi anatomis, akibat cedera kepala dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu lesi primer dan lesi sekunder. Lesi primer adalah lesi yang terjadi sebagai akibat langsung suatu trauma. Sedangkan lesi sekunder adalah lesi yang disebabkan oleh terjadinya gangguan aliran darah dan edema yang terjadi pada cedera kepala. (Soemarmo, 1999, p.1).
Pasien dengan trauma kepala yang tidak ditangani dengan baik, selain terjadi cedera otak primer akan terdapat kecenderungan untuk terjadi cedera otak sekunder (secondary brain injury) yang akan berakibat pada iskemi otak. Parameter yang dapat digunakan untuk evaluasi fungsi otak adalah perfusi darah ke otak atau CBF (Cerebral Blood Flow) dan bukan tekanan intrakranial atau Intra Cranial Pressure (ICP). Namun, CBF sulit diukur secara kuantitas karena harus dimonitor secara kontinyu dan menggunakan peralatan yang khusus dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Cerebral blood flow (CBF) dipengaruhi oleh tekanan perfusi otak atau Cerebral Perfusion Pressure (CPP) dan CPP berhubungan dengan tekanan intrakranial (ICP) yang lebih mudah diukur kuantitasnya (Sadewo, 2011, p. 6).
Cedera kepala adalah satu diantara kebanyakan bahaya yang menimbulkan kematian pada manusia. Dari semua kasus cedera kepala di Amerika Serikat tahun 1985, 49% disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor, dan jatuh merupakan penyebab umum kedua. Cedera kepala sering ditemukan pada usia 15 sampai 24 tahun, dan dua kali lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita (Hudak & Gallo, 2010, p.225).
Kejadian cedera kepala di Amerika Serikat setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah tersebut, 10% meninggal sebelum tiba di rumah sakit, dan yang sampai di rumah sakit, 80% dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 10% termasuk cedera kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera kepala berat (CKB). Insiden cedera kepala terutama terjadi pada kelompok usia produktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnya karena jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga dan rekreasi.
Data epidemiologi di Indonesia belum ada, tetapi data dari salah satu rumah sakit di Jakarta, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, untuk penderita rawat inap, terdapat 60%-70% dengan CKR, 15%-20% CKS, dan sekitar 10% dengan CKB (Irwana, 2009).
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang tahun 2012 untuk angka kesakitan pasien rawat inap, CKR menempati peringkat ketiga dengan jumlah 482 pasien dari 4.064 pasien yang dirawat. Sedangkan angka kesakitan pasien gawat darurat, CKR menempati peringkat
kesembilan dengan jumlah 472 pasien dari 11.860 pasien yang dirawat. Dapat disimpulkan bahwa CKR masih ada dalam kategori angka kesakitan yang cukup tinggi karena untuk ruang rawat inap dan gawat darurat, cidera kepala ringan menempati sepuluh besar dari berbagai macam penyakit yang menjadi alasan seseorang masuk rumah sakit.
Otak merupakan 2% dari berat tubuh total. Dalam keadaan istirahat otak menerima seperenam dari curah jantung. Otak mempergunakan 20% dari oksigen tubuh. Neuron atau sel-sel fungsional dalam otak bergantung pada perfusi jaringan serebral yang mengandung nutrien secara konstan dalam bentuk glukosa dan oksigen, dan sangat peka terhadap cedera. Jika terjadi trauma pada jaringan otak atau robekan pembuluh darah otak, dapat mengakibatkan sirkulasi darah di otak mengalami kehilangan kemampuannya untuk mengatur volume darah yang beredar, menyebabkan iskemia pada beberapa daerah tertentu dalam otak. Bila terjadi iskemia serebral, neuron-neuron akan mengalami perubahan metabolik. Dalam waktu 3 hingga 10 menit neuron-neuron mungkin sudah non aktif total. Kurang oksigen menyebabkan neuron-neuron kehilangan fungsi akan diikuti oleh destruksi neuron (Price, 2006, p.1024). Pasien yang mengalami cedera kepala atau trauma serebral, pemantauan fungsi neurologis bersifat esensial sebagai upaya untuk mengenali dan mengatasi jika terjadi cedera otak sekunder dengan segera. Skala GCS (Glasgow Coma Scale) pada awalnya dikembangkan untuk mengelompokkan keparahan dan hasil akhir cedera kepala traumatik.
Kini GCS digunakan di seluruh dunia untuk menilai tingkat kesadaran (Jevon, 2007).
Keputusan yang terkadang tidak sama antar tim kesehatan dalam memutuskan hasil pemeriksaan fisik dan neurologis menyebabkan tindakan atau intervensi yang diberikan bisa saja berbeda atau tidak tepat. Kemampuan tim kesehatan yang kurang cermat dan teliti dalam memeriksa kondisi klien dengan cedera otak primer maupun cedera otak sekunder sehingga terkadang lalai atau lambat dalam melakukan intervensi. Untuk itu perlu adanya kerjasama antara semua tim kesehatan untuk memberikan intervensi pada pasien dengan cedera kepala. Diperlukan juga tim kesehatan yang mempunyai kompetensi dan mahir dalam memberikan penangan pada cedera kepala, sehingga dapat cepat dan tepat dalam pemberian intervensi.


Informasi Detail

Pernyataan Tanggungjawab
Sunarko, S. Pd, M. Med. Ed
Pengarang
Candra Kurniawan - Pengarang Utama
NIM
P.17420511051
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
Cover merah hati, 19x27 cm.
Dilihat sebanyak
2701
Penerbit Prodi D3 Keperawatan Magelang : Magelang.,
Edisi
Subjek
Klasifikasi
LK-877

Lampiran Berkas

Citation
Candra Kurniawan. (2014).PENGELOLAAN KEPERAWATAN PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL PADA TN S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL GLADIOL RSUD TIDAR MAGELANG().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang

Candra Kurniawan.PENGELOLAAN KEPERAWATAN PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL PADA TN S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL GLADIOL RSUD TIDAR MAGELANG().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang,2014.Tugas Akhir DIII

Candra Kurniawan.PENGELOLAAN KEPERAWATAN PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL PADA TN S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL GLADIOL RSUD TIDAR MAGELANG().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang,2014.Tugas Akhir DIII

Candra Kurniawan.PENGELOLAAN KEPERAWATAN PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL PADA TN S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL GLADIOL RSUD TIDAR MAGELANG().Magelang:Prodi D3 Keperawatan Magelang,2014.Tugas Akhir DIII



Dirujuk oleh 0 dokumen