Detail Cantuman

No image available for this title

Tugas Akhir DIII

Asuhan Keperawatan Nyeri pada Ny. J dengan Congestive Heart Failure di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu

XML

CHF ( Congestive Heart Failure ) merupakan salah satu masalah kesehatan dalam system kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat. Menurut data dari WHO dilaporkan bahwa ada sekitar 3000 warga Amerika menderita CHF. Menurut American Heart Association ( AHA ) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk Amerika Serikat yang menderita gagal jantung ( Padila, 2012 ).

Penderita gagal jantung atau CHF di Indonesia pada tahun 2016 menurut data dari Departemen Kesehatan mencapai 15.575 jiwa penderita yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada tahun 2016 di Jawa Tengah terdapat 725 penderita CHF dan menjalani rawat inap Selain itu, penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit adalah gagal jantung ( readmission ), walaupun pengobatan dengan rawat jalan telah diberikan secara optimal. Hal serupa juga dibenarkan oleh Rubeinstein ( 2007 ) bahwa sekitar 44 % pasien Medicare yang dirawat dengan diagnosis CHF akan dirawat kembali pada 6 bulan kemudian (Departemen Kesehatan, 2016).

Berdasarkan data yang diperoleh Pada tahun 2016 di Jawa Tengah terdapat 725 penderita CHF, Prevalensi CHF di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu menurut Rekam Medis pada tahun 2015 pada pasien berumur 45 tahun ke atas yaitu sebesar 196 penderita sedangkan pada tahun 2016 sebesar 221 penderita.
Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia lebih dari 50 tahun, CHF merupakan alasan yang paling umum bagi lansia untuk dirawat di rumah sakit ( usia 65 – 75 tahun mencapai persentase sekitar 75% pasien yang dirawat dengan CHF ). Resiko kematian yang diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5-10 % per tahun pada kasus gagal jantung ringan, dan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosis menderita CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun ( Kowalak, 2011 ).

Nyeri dada pada awalnya hanya sesak napas, terjadi pada saat melakukan aktivitas. Tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak napas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas. Terkadang sesak napas terjadi pada malam hari ketika penderita sedang berbaring, kondisi seperti itu yang menyebabkan awal terjadinya nyeri dada. Penanganan pada pasien CHF biasanya di berikan Antiangina (Nitrogliserin), tapi apabila tidak ada perubahan akan muncul masalah nyeri dada karena ketidakseimbangan suplai darah.

Kondisi penanganan nyeri dada pada CHF saat ini masih sering menggunakan teknik farmakologi yaitu menggunakan obat-obat analgetik untuk menangani nyeri. Teknik non farmakologi seperti farmakologi seperti relaksasi yang dapat dilakukan perawat secara mandiri juga sangat efektif untuk mengurangi nyeri secara kuantitatif dan kualitatif (Potter & Perry, 2006).


Informasi Detail

Pernyataan Tanggungjawab
Suharto Spd. MN.
Pengarang
Nisa Viana - Pengarang Utama
NIM
P1337420414044
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
XI + 40 hlm.; Bibl.;Ilus.; 29 cm.
Dilihat sebanyak
297
Penerbit D III Keperawatan Blora : Blora.,
Edisi
Subjek
Klasifikasi

Lampiran Berkas

Citation
Nisa Viana. (2017).Asuhan Keperawatan Nyeri pada Ny. J dengan Congestive Heart Failure di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu().Blora:D III Keperawatan Blora

Nisa Viana.Asuhan Keperawatan Nyeri pada Ny. J dengan Congestive Heart Failure di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu().Blora:D III Keperawatan Blora,2017.Tugas Akhir DIII

Nisa Viana.Asuhan Keperawatan Nyeri pada Ny. J dengan Congestive Heart Failure di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu().Blora:D III Keperawatan Blora,2017.Tugas Akhir DIII

Nisa Viana.Asuhan Keperawatan Nyeri pada Ny. J dengan Congestive Heart Failure di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu().Blora:D III Keperawatan Blora,2017.Tugas Akhir DIII



Dirujuk oleh 0 dokumen